Bloomberg Catat BRI Sebagai BUMN dengan Kapitalisasi Pasar Terbesar Sepanjang Sejarah

12 Oktober 2021, 20:25 WIB
Bloomberg mencatat BBRI atau PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai BUMN dengan kapitalisasi pasar terbesar sepanjang sejarah sejak melantai di pasar modal tahun 2003 (all time high) /Foto: Dok. BRI/

SEPUTARTANGSEL.COM – Data Bloomberg mencatat, kapitalisasi pasar BBRI menembus Rp638,39 triliun pada penutupan perdagangan bursa Selasa 12 Oktober 2021.

Sebelumnya kapitalisasi pasar terbesar sepanjang sejarah BBRI, kode saham dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, mencapai Rp603,06 triliun pada 20 Januari 2021.

Pencapaian ini semakin mengukuhkan perseroan menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan kapitalisasi pasar terbesar sepanjang sejarah (all time high).

Baca Juga: Ini Tiga Aksi Korporasi Besar BRI Jaga Pertumbuhan Berkelanjutan

Sejarah mencatat, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI melantai sejak 2003 di pasar modal.

Kapitalisasi pasar BBRI yang menyentuh level tertinggi sepanjang sejarah tersebut terdorong oleh penambahan jumlah saham dari rights issue dalam rangka Holding Ultra Mikro.

Seperti diketahui, BRI menyelesaikan proses rights issue dalam rangka penguatan ekosistem usaha ultra mikro nasional melalui Holding Ultra Mikro (UMi) bersama dengan PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, suksesnya pelaksanaan rights issue dan pergerakan positif saham BBRI pasca rights issue merupakan apresiasi dan dukungan positif dari investor terhadap langkah strategis BRI.

“Peningkatan kapitalisasi pasar yang menembus all time high itu tak terlepas dari kejelasan visi dan strategi BRI ke depan dengan value proposition dari rights issue tersebut. Yakni penguatan ekosistem usaha ultra mikro nasional sebagai sumber pertumbuhan baru bagi perseroan,” ujarnya.

Baca Juga: Jamin Perlindungan Data Nasabah, BBRI Bentuk Organisasi Khusus Tangani Information Security

Langkah tersebut, jelasnya, merupakan komitmen BRI dalam memperkuat core competency di segmen Mikro dan UMKM secara umum.

Dengan menyasar segmen ultra mikro, BRI siap masuk ke segmen bisnis yang lebih kecil dari mikro atau go smaller namun dengan potensi ekonomi yang besar.

Holding Ultra Mikro juga akan berkontribusi terhadap konsep-konsep pembangunan yang berdasarkan Environmental, Social, dan Governance (ESG).

Melalui pemberdayaan pelaku usaha Ultra Mikro, BRI selaku induk Holding Ultra Mikro akan meningkatkan kapabilitas usaha di segmen tersebut, serta peningkatan literasi dan inklusi keuangan.

Baca Juga: BRI dan Bank Raya Luncurkan Pinang Paylater, Fasilitas Dana Talangan Cepat bagi Agen BRILink

“Saya kira ini yang diapresiasi oleh investor publik dengan baik. Dan ini merupakan spirit bahwa sebenarnya struktur ataupun pilar ekonomi Indonesia memang masih mayoritas didukung oleh segmen yang kecil-kecil, terutama di UMKM, dan terutama lagi di ultra mikro yang masih banyak yang harus kita layani,” ungkap Sunarso.

Terkait potensi bisnis yang besar di ekosistem usaha UMi tersebut Sunarso menegaskan pada 2019 dari 65 juta usaha mikro atau 98,67% dari total usaha di Indonesia, terdapat sekitar 58 juta usaha ultra mikro di dalamnya.

Namun, hanya sekitar 20 juta usaha ultra mikro saja yang telah memperoleh akses pendanaan dari sumber formal seperti bank, BPR, perusahaan gadai, koperasi, maupun lembaga keuangan lainnya.

Baca Juga: RUPS Luar Biasa BRI Kukuhkan Pemberhentian dengan Hormat Ari Kuncoro dari Wakil Komisaris Utama

Sedangkan sekitar 12 juta usaha ultra mikro baru mendapat akses pendanaan dari sumber informal, seperti keluarga, kerabat, dan lembaga lainnya.

Masih terdapat pula sekitar 14 juta usaha ultra mikro yang belum memiliki akses pendanaan sama sekali.

Dengan hadirnya Holding Ultra Mikro, perseroan optimis mampu menjaga pertumbuhan kredit di segmen mikro sekitar 14%-15% per tahun.

Baca Juga: Ini Dia Sosok CEO Termuda BRI, Perempuan Asal Kupang NTT

Kemudian, khusus untuk ultra mikro pihaknya menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 18%-19% per tahun.

“Saya melihat kunci daripada suksesnya rights issue ini dan bahkan menjadikan rights issue ini terbesar di Asia Tenggara, sekali lagi adalah kejelasan visi dan strategi BRI ke depan," ungkap Sunarso.

"Kami ingin create value, tidak hanya BRI sebagai bank only tetapi melalui induk, melalui holding, melalui anak-anak perusahaan,” pungkasnya. ***

Editor: Sugih Hartanto

Tags

Terkini

Terpopuler