SEPUTARTANGSEL.COM - 28 hari tercepat sejak tahun 1960 terjadi di tahun 2020, di mana Bumi menyelesaikan perputaran pada sumbunya sebanyak 1,4602 milidetik lebih cepat daripada biasanya.
Meskipun demikian, itu bukanlah hal yang perlu dikhawatirkan. Waktu rotasi Bumi seringkali sedikit bervariasi, yang disebabkan oleh variasi tekanan atmosfer, angin, arus samudera dan pergerakan inti Bumi.
Namun hal ini menjadi kerepotan tersendiri bagi badan waktu internasional yang menggunakan jam atom yang sangat akurat untuk mengukur Waktu Universal Terkoordinasi (UTC), yang menjadi patokan semua orang untuk mengatur jamnya.
Baca Juga: CEK FAKTA: Dua Gelandangan yang Ditemui Tri Rismaharini Diajak Makan di Kantin Kemensos
Baca Juga: Pada Vaksin Covid-19 Terpasang Teknologi IoT, Apa Sih Itu?
Ketika waktu astronomis yang diatur dari seberapa lama Bumi melakukan satu putaran ternyata menyimpang dari UTC selama lebih dari 0,4 detik, UTC akan mendapatkan penyesuaian.
Sampai saat ini penyesuaian terdiri dari menambahkan "detik kabisat" ke dalam tahun pada akhir Juni atau Desember, menjadikan waktu astronomis dan atom kembali teratur.
Detik kabisat ini ditambahkan karena secara keseluruhan rotasi Bumi cenderung semakin melambat, seiring dengan pengukuran akurat menggunakan satelit dimulai di akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Baca Juga: Kasus Corona Terus Bertambah dan Rumah Sakit Penuh, Ini Kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19