Jelang Piala Dunia Qatar, Kesejahteraan Pekerja dan HAM Tidak Bisa Diabaikan FIFA

14 Mei 2021, 07:00 WIB
Timnas Jerman berpose untuk memperlihatkan rangkaian t-shirt bertuliskan hak asasi manusia menjelang pertandingan Grup J Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Eropa pada Kamis, 25 Maret 2021. /Sumber: Antara / Pool via Reuters / Tobias Schwarz/

SEPUTARTANGSEL.COM – Masalah kesejahteraan pekerja dan hak asasi manusia di negara tuan rumah Qatar menjelang Piala Dunia 2022 akan menjadi pembahasan federasi sepak bola internasional FIFA.

Terkait itu, FIFA akan membahas dengan sejumlah anggota asosiasi dan konfederasi.

Guardian Inggris pada bulan Februari melaporkan setidaknya 6.500 pekerja migran, banyak di antaranya yang bekerja di proyek Piala Dunia, meninggal di Qatar sejak negara tersebut memenangi hak menjadi tuan rumah Piala Dunia pada 10 tahun lalu.

Baca Juga: Juventus Akan Berpisah dengan Gianluigi Buffon, Ke Mana Ya?

Pemain dari Jerman, Belanda, dan Norwegia sejak saat itu mengenakan kaos yang menyuarakan keprihatinan atas hak asasi manusia di Qatar dalam kualifikasi Piala Dunia sebelum pertandingan dimulai.

Sekretaris Jenderal badan penyelenggara Qatar Hassan Al Thawadi dalam pertemuan bersama FIFA meyakinkan para pemangku kepentingan.  

Hassan Al Thawadi menyebutkan kemajuan signifikan dicapai melalui program reformasi ketenagakerjaan sejak Qatar dianugerahi turnamen bola tersebut pada 2010.

Baca Juga: Gubernur Ganjar Pranowo: Idul Fitri dan Kenaikan Isa Almasih Bersamaan Itu Berkah

Pertemuan itu juga menampilkan presentasi dari organisasi hak asasi manusia dan serikat pekerja yang mengetahui langsung situasi di lapangan.

Dikutip dari Reuters, Presiden FIFA Gianni Infantino mengatakan kepuasan anggota asosiasi sangat penting terhadap reformasi ketenagakerjaan yang baru-baru ini telah menguntungkan puluhan ribu pekerja di seluruh Qatar.

"Saya sangat menyambut baik keterlibatan konstruktif anggota asosiasi kami pada topik penting ini," kata Infantino pada Rabu, 12 Mei 2021.

Baca Juga: Anggota DPR Sebut Menteri Sri Mulyani Bergaya Penjajah Kompeni dan Tidak Kreatif Cari Pemasukan Negara

"Kami tahu masih ada pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi kami perlu mengakui kemajuan signifikan yang dicapai dalam waktu yang sangat singkat, berkat komitmen dari otoritas tertinggi di negara tersebut, dan untuk memastikan bahwa setiap perdebatan tentang masalah kompleks ini harus diselesaikan berdasarkan fakta yang diverifikasi." ***

Editor: Ignatius Dwiana

Tags

Terkini

Terpopuler