Kini setiap ada pasien yang meninggal di RS, dokter harus memberikan catatan data kematian.
Data itu akan diverifikasi sebelum akhirnya ditentukan Covid-19 atau bukan.
Minusnya, penerapan sistem itu akan menimbulkan keterlambatan data angka kematian.
"Itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan," tegas Ganjar.
Baca Juga: Mural Fenomenal di Community Center Pamulang, Tangerang Selatan
Namun, kalangan dokter tidak terima dengan tudingan Moeldoko dan Ganjar. Di media sosial, para dokter ramai-ramai menyampaikan protes.
"Tudingan bahwa RS meng-covid-kan pasien untuk mendapatkan anggaran ini berbahaya, apalagi diucapkan oleh pejabat negara," protes dokter spesialis jantung, dr. Berlian Idris, lewat akun Twitter @berlianidris.
Padahal, sebelum pernyataan itu keluar saja, sudah banyak tenaga kesehatan (nakes) kena "serangan" masyarakat yang berburuk sangka. Apalagi, setelah adanya pernyataan itu.
Baca Juga: BMKG: Waspada La Nina Mengintai Indonesia, Ini Wilayah Terdampak
"Saya sendiri pernah diserang secara verbal, dituduh meng-covid-covidkan pasien," ungkapnya.