Baca Juga: Geng Motor Beraksi di Bintaro, Seorang Warga Tewas Kena Bacok
"Sedangkan jika kedua zona defisit slip tersebut pecah dalam satu kejadian gempa, maka akan dihasilkan gempa dengan kekuatan sebesar Mw 9.1," ucap Widiyantoro.
Tim melakukan pemodelan tsunami dengan tiga skenario untuk memperkirakan potensi bahaya tsunami di sepanjang pantai selatan Pulau Jawa.
Pemodelan tersebut yaitu pada segmen Jawa bagian barat, segmen Jawa bagian timur, dan segmen gabungan dari Jawa bagian barat dan timur.
Baca Juga: Update Corona 20 September 2020: Tambah 3.989 Positif Covid-19, 2.977 Sembuh 105 Meninggal
Hasilnya adalah potensi tsunami yang sangat besar dengan ketinggian maksimum 20.2 meter di dekat pulau-pulau kecil sebelah selatan Banten dan 11.7 meter di Jawa Timur.
"Tinggi tsunami bisa lebih tinggi daripada yang dimodelkan jika terjadi longsoran di dasar laut seperti yang terjadi ketika Gempa Palu dengan magnitudo 7.5 pada tahun 2018," tulis hasil riset itu.
Baca Juga: Berbekal Proposal Penelitian, Pratiwi Sudarmono Jadi Astronaut Pertama Indonesia
Widiyantoro mengatakan, kajian multidisiplin ini yang mencakup analisis data seismik dan geodetik serta pemodelan tinggi tsunami secara jelas mengungkapkan adanya seismic gap di lepas pantai selatan Jawa yang dapat menjadi sumber gempa besar pada masa mendatang, dengan tsunami yang juga sangat destruktif.
Menurut Widiyantoro, hasil studi ini juga mendukung seruan untuk menambah instrumen sistem peringatan dini tsunami yang relatif masih jarang untuk area di selatan Pulau Jawa, dan juga untuk melindungi penduduk yang tinggal di wilayah pesisir.*** (Depok.pikiran-rakyat.com/Wulandari Noor)