Baca Juga: Banjir Rob Rendam 187 Rumah Warga di Kota Tegal, Jawa Tengah
Gelombang tinggi rob berdampak signifikan dipicu oleh kombinasi antara periode pasang air laut diakibatkan fase bulan mati, bersamaan dengan adanya rambatan gelombang tinggi dari Samudera Hindia.
Menurut BMKG, tingginya pasang air laut seolah meningkat dengan gejolak embusan angin yang mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 km/jam).
Dengan peningkatan yang signifikan akan berdampak di perairan utara Jawa.
Baca Juga: Air Laut Pasang, 11 Desa di Kabupaten Pekalongan Terendam Banjir Rob
Tinjauan klimatologis, tinggi muka air laut pada bulan Mei dan Juni di perairan Indonesia umumnya berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level, MSL).
Potensi Gelombang Tinggi Banjir (Rob) akan menurun seiring menurunnya kecepatan angin di wilayah perairan Utara Jawa.
Baca Juga: Cegah Penularan Virus Corona, BPOM Terbitkan Ebook Pangan Aman
Pemerintah tetap memberikan peringatan sejak dini terkait tingginya potensi tersebut.
Himbauan BMKG, bagi masyarakat yang bermata pencaharian sebagai nelayan serta masyarakat pesisir pantai atau pelabuhan untuk meningkatkan kewaspadaan dan upaya mitigasi terhadap potensi gelombang tinggi rob, terutama di wilayah perairan Utara Jawa.