"Seperti Stand Up Comedy misalnya, itu kan sering sekali mensatirekan sebuah fenomena politik," sambungnya.
Kemudian mantan Komisaris Utama Jasa Marga itu mengatakan untuk menangkap suatu sindiran yang bernuansa satire diperlukan kepandaian dalam mencernanya.
"Tapi kalau orang tidak terlalu pandai dalam menangkap satire-satire seperti itu ya dia bisa marah," tutur Refly.
"Padahal satire yang cerdas itu justru itulah berkahnya kalau kita terjun di dunia intelektual dan berbau-bau politik ngeri-ngeri sedap seperti ini," tambahnya.
Lebih lanjut, Refly mengungkapkan orang akan melontarkan omongannya secara langsung jika tidak mampu membuat sebuah satire.
"Tapi kalau orang tidak pandai satire, ya biasanya omongannya direct, langsung," ucap Refly.***