"Pupuk mahal, jual gabah nggak laku, Pak, Saudara petani di Kecamatan Banyuurip, Purworejo," kata akun @sufy4n99.
"Saya sudah habis kata-kata menentramkan keluarga yag memang bertani dari duku. Tiap ngobrol ngeluh harga nggak laku, pupuk mahal, hama berkali-kali lipat, tikus meraja lela, dan lain-lain ...," cerita akun @keliex.
Netizen lain menanggapi kisah @Keliex. Dia mengaku, keluarganya merupakan pemilih Jokowi saat Pilpres. Namun, mereka ikut merasakan kesulitan ekonomi. Kebijakan pemerintah lebih banyak yang tidak memihak pada rakyat.
"Tak kirain ngobrol menentramkan keluarga yang sudah memilih Jokowi. Keluarga gue yang udah milih Jokowi juga tetap aja pada ngeluh ekonomi sulit," ujar akun @Nikmatullah.
Sebelumnya, Serikat Petani Indonesia (SPI) memang melaporkan kenaikan harga pupuk nonsubsidi sejak Oktober 2021.
Harga pupuk dinilai tidak wajar. Akibatnya, pendapatan petani secara nasional ikut terkoreksi jauh. Bahkan, standarnya masih dibawah impas alias merugi.***