Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia itu mengatakan, terdapat banyak ormas yang baik, di antaranya adalah Front Pembela Islam (FPI). Sayangnya, FPI justru mendapat stigma buruk.
Begitu juga dengan Pemuda Pancasila yang menurutnya telah mengajarkan kedisiplinan, keIndonesiaan, kebangsaan, dan lain sebagainya.
Rocky menilai, kebrutalan ormas disebabkan oleh sebuah kondisi sosial, misalnya seperti perebutan lahan ekonomi.
Baca Juga: Mendikbud Ristek Nadiem Makarim Akan ‘Didepak’ dari Kabinet Jokowi? Begini Kata Refly Harun
Karena alasan tersebut, ormas pun kerap kali bertingkah melebihi fungsinya sebagai organisasi masyarakat dan masuk ke aktivitas-aktivitas premanisme.
"Kalau ormas itu jadi brutal, artinya ada kondisi sosial yang memungkinkan mereka jadi brutal. Misalnya perebutan lahan ekonomi, itu artinya ada kesulitan ekonomi sehingga ormas melampaui fungsinya sebagai organisasi masyarakat lalu berubah dalam aktivitas yang disebut memeras," ujarnya.
Salah seorang pendiri Setara Institute itu pun meminta agar Jokowi tidak membicarakan hal yang kurang dimengerti. Menurutnya, reaksi mantan Wali Kota Solo itu justru terkesan politis.
"Jadi, Presiden Jokowi jangan omong hal yang dia kurang mengerti karena hanya sekadar ingin bereaksi. Reaksi Presiden justru terlihat sebagai politis, karena yang dimaksud pasti ormas yang radikal, yang radikal tuh pasti FPI. Padahal FPI sangat radikal di dalam aspek kemanusiaan," tegasnya.
Rocky menuturkan, arahan Jokowi yang samar-samar justru menimbulkan berbagai interpretasi. Oleh sebab itu, dia meminta agar mantan Gubernur DKI Jakarta itu menahan diri untuk berkomentar.***