PDIP Pasang Foto Hoegeng, Dandhy Laksono Singgung Soekarno: Marhaenisme dan Trisaktinya Diberakin Omnibus Law

- 21 November 2021, 15:40 WIB
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) saat meresmikan pemasangan foto Jenderal (Pol) Hoegeng, di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 19 November 2021.
Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto (kanan) saat meresmikan pemasangan foto Jenderal (Pol) Hoegeng, di Gedung Sekolah Partai di Jalan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Jumat, 19 November 2021. /Foto: ANTARA/HO-PDIP/

SEPUTARTANGSEL.COM - PDIP resmi memajang foto Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) kelima, Jenderal (Purn) Pol Hoegeng Imam Santoso di Gedung Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat, 19 November 2021.

Pemajangan foto itu didasari oleh sosok Hoegeng yang dikenal memberi keteladanan dalam berorganisasi serta ketokohan yang luar biasa karena kokoh pada prinsip, jujur, dan pantang menerima gratifikasi yang dapat dijadikan tauladan bagi kader PDIP.

Dipajangnya foto Hoegeng di Gedung Sekolah Partai milik PDIP itu ditanggapi oleh Aktivis Dandhy Laksono.

Baca Juga: Sindir Meutya Hafid, Dandhy: Banyak Jurnalis Perang Jadi Aktivis Antiperang, Kecuali Masuk Komisi I DPR RI

Dandhy Laksono menilai pemajangan foto yang dilakukan oleh PDIP tersebut bukanlah hal yang baru.

Pasalnya, foto Presiden pertama RI, Soekarno juga dipajang, namun gagasannya tentang Marhaenisme dan Trisakti justru dikotori dengan kebijakan Omnibus Law.

Hal tersebut diungkapkan Dhandy Laksono melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada Sabtu, 20 November 2021.

"Tak ada yang baru. Foto Sukarno juga dipajang tapi marhaenisme dan Trisaktinya diberakin Omnibus Law," tulis Dandhy Laksono, dikutip SeputarTangsel.Com dari akun Twitter @Dhandy_Laksono, Minggu, 21 November 2021.

Baca Juga: Megawati Ingin Patung Soekarno Dibangun di Semua Daerah, Ma'mun Murod: Kultus Berlebihan Tanda Keterbelakangan

Cuitan Aktivis Dandhy Laksono yang tanggapi soal pemasangan foto Hoegeng di sekolah PDIP di Jakarta Selatan.
Cuitan Aktivis Dandhy Laksono yang tanggapi soal pemasangan foto Hoegeng di sekolah PDIP di Jakarta Selatan. Tangkap layar Twitter.com/@Dandhy_Laksono.


Sebagai informasi, Marhaenisme adalah ideologi yang dicetuskan oleh Soekarno untuk melawan sistem yang memiskinkan dan menindas, baik dari manusia kepada manusia ataupun bangsa kepada bangsa.

Pemikiran Marhaenisme bersumber dari metode berpikir Marxisme, yaitu Materialisme-Dialektika-Historis (MDH) yang disesuaikan dengan kultur dan kondisi yang terjadi di Indonesia.

Sementara, Trisakti adalah gagasan Soekarno untuk menjadi tolak ukur sebuah merdeka atau tidaknya sebuah bangsa.

Konsep Trisakti meliputi tiga hal, yaitu berdaulat dalam politik, berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Ternyata Ini Perintah Pertama Soekarno Saat Jadi Presiden RI

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP, Hasto Kristiyanto mengungkapkan partainya menginginkan para kader untuk menghidupkan kembali semangat dan keteladanan para tokoh pejuang bangsa dengan memajang foto-foto tokoh di Gedung Sekolah Partai dan Gedung DPP PDIP.

Salah satu foto tokoh yang dipasang dan dipajang adalah foto Hoegeng. Hasto mengatakan sosok Kapolri kelima itu merupakan tokoh yang dikagumi oleh Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Hal tersebut disampaikan oleh Hasto saat meresmikan pemasangan foto Hoegeng di Gedung Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Jumat, 19 November 2021.

"Sosok Hoegeng merupakan sosok yang dikagumi dan sekaligus menjadi sesepuh bagi ibu Megawati," ucap Hasto, dikutip SeputarTangsel.Com dari Antara, Minggu, 21 November 2021.***

Editor: Asep Saripudin


Tags

Terkait

Terkini

x