Ada Ulama Jadi Komisaris dan Ulama yang Dihinakan, Ali Syarief Bandingkan Indonesia dengan Negara Teokrasi

- 18 November 2021, 07:50 WIB
Pendiri Cross Culture Institute, Ali Syarief.
Pendiri Cross Culture Institute, Ali Syarief. /Foto: Instagram @alisyarief50/

SEPUTARTANGSEL.COM - Pendiri Cross Culture Institute, Ali Syarief menyinggung kedudukan ulama di Indonesia pasca heboh penangkapan tiga orang ulama terkait kasus terorisme.

Ali Syarief membandingkan kedudukan ulama di Indonesia dengan negara yang menganut sistem teokrasi.

Ali Syarief menuturkan, di negara teokrasi atau berkedaulatan Tuhan, ulama memiliki kedudukan tertinggi di antara pejabat lainnya.

Baca Juga: Heboh Desakan Bubarkan MUI, Ali Syarief Heran Wapres Ma'ruf Amin Tak Marah

"Dalam Negara dg system Teokrasi, Ulama diposisikan dimaqom Teratas (sebagai wakil Tuhan)," kata Ali Syarief dikutip SeputarTangsel.Com dari cuitan akun Twitter @alisyarief pada Kamis, 18 November 2021.

Lebih lanjut, Ali Syarief membandingkan ulama di negara teokrasi dengan ulama di Indonesia yang dalam sila pertamanya tercermin sebagai negara berketuhanan Yang Maha Esa.

Menurut Akademisi yang juga aktif di media sosial itu, ulama di Indonesia memiliki kedudukan yang beragam. Ada yang memiliki kedudukan tinggi sampai menjadi komisaris, dan ada juga ulama yang dihinakan.

"Di Negara yg Berketuhanan YME, sebagian ulamanya menjadi alat politik. Posisinya Komisaris. Sisanya tdk dianggap penting, bahkan dihina dinakan," sambungnya.

Baca Juga: Kasus Unlawful Killing Laskar FPI di Km 50 Tol Cikampek, Ali Syarief: Komnas HAM Harus Selidiki Surat Tugas

Halaman:

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x