Polisi 'Smackdown' Mahasiswa hingga Kejang, Rocky Gerung: Demonstran Itu Berisi Pikiran, Ngapain Dibanting?

- 14 Oktober 2021, 11:04 WIB
Pengamat politik Rocky Gerung tanggapi  aksi polisi 'Smackdown' mahasiswa hingga kejang
Pengamat politik Rocky Gerung tanggapi aksi polisi 'Smackdown' mahasiswa hingga kejang /Instagram/@rockygerung.ofc/

SEPUTARTANGSEL.COM - Aksi oknum polisi membanting mahasiswa hingga kejang-kejang bak pertarungan smackdown saat demo di depan kantor Bupati Tangerang pada Rabu, 13 Oktober 2021 kemarin picu protes dari berbagai kalangan.

Salah satunya datang dari Pengamat politik Rocky Gerung. Ia menyoroti peristiwa smackdown yang terjadi dalam aksi demonstrasi pada perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-329 Kabupaten Tangerang.

Rocky Gerung menyebut aksi membanting mahasiswa itu tak sepatutnya dilakukan, sebab mahasiswa hanya menyampaikan protesnya secara verbal.

Baca Juga: Mahasiswa yang Unjuk Rasa Dirinya Di-Smackdown Polisi Sampai Kejang-kejang, Bupati Tangerang Minta Maaf

"Demonstran itu tubuhnya hanya berisi pikiran, ngapain mesti dibanting. Dia hanya melakukan protes, protesnya itu verbal mahasiswa gak pernah bikin kekerasan," kata Rocky Gerung, dikutip SeputarTangsel.Com dari YouTube Rocky Gerung Official pada Kamis, 14 Oktober 2021.

Rocky Gerung menambahkan, akibat aksi kekerasan tersebut telah menimbulkan pertanyaan di kalangan milenial terkait kondisi demokrasi Indonesia saat ini.

"Bukan kah Indonesia ada pancasila, kenapa musti banting-bantingan," ujarnya.

Dalam diskusinya bersama Jurnalis senior Hersubeno Arief di kanal YouTube miliknya itu, Rocky juga menyoroti sikap pemerintah terutama Presiden Jokowi yang tidak segera memberikan tanggapan terhadap tindak kekerasan yang terjadi di ruang publik tersebut.

Baca Juga: Tanggapi Mahasiswa Korban Smackdown Polisi, Dokter Eva Sri Diana: Jangan Lega Dulu, Pastikan dengan MRI

Ia meminta Jokowi atau pejabat negara lainnya segera muncul ke publik untuk memberi teguran atas peristiwa yang mencederai demokrasi itu.

"Itu sebetulnya yang jadi kemarahan kita hari ini, kemarahan terhadap ketidak mampuan Presiden Jokowi untuk mengarahkan bangsa ini pada peradaban demokrasi yang otentik," tegasnya.

"Kalau dia jenius mustinya dua puluh menit ketika video itu beredar dia udah tampil di publik, dan kasih semacam teguran," lanjutnya.

Mantan Dosen Filsafat Universitas Indonesia (UI) itu pun mengaku menuntut tindak kekerasan yang terjadi di tengah aksi demonstrasi tersebut. Dia berharap tindak kekerasan oleh oknum polisi bisa segera diakhiri.

Baca Juga: Oknum Polisi Banting Mahasiswa yang Demonstrasi Hingga Kejang-kejang, KontraS: Tak Bisa Terus Dinormalisas

Karena bentrok antara polisi dan mahasiswa saat melakukan aksi demo sudah sering terjadi.

Ia bahkan menyebut pandangan dunia terhadap demokrasi Indonesia itu diputuskan dari peristiwa yang terlihat di publik saat ini.

"Kita ditonton oleh dunia, kejeniusan kita dalam demokrasi tidak diputuskan oleh seorang profesor, tapi diputuskan oleh mata dunia hari ini," ujar Rocky.

"Kita menuntut agar supaya kebiadaban itu segera diakhiri," lanjutnya.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum


Tags

Terkait

Terkini

x