SEPUTARTANGSEL.COM - Presiden Joko Widodo bertolak ke Banjarmasin untuk mamantau langsung bencana banjir bandang yang merendam 10 Kabupaten di Kalimantan Selatan sejak 14 Januari 2021.
Jokowi langsung meninjau penanggulangan banjir di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Presiden menilai banjir di Kalimantan Selatan adalah sebuah fenomena yang tidak pernah terjadi setengah abad silam.
Menurut dia, banjir disebabkan luapan Sungai Barito yang membelah selayan Kalimantan. Akibat curah hujan yang tinggi sehingga debit air tak mampu lagi menampung sehingga meluap ke penjuru kota.
Baca Juga: Listyo Sigit Prabowo Bertemu AHY, Ini Permintaan Agus Kepada Calon Kapolri
Baca Juga: Sebanyak 15 Pelaku Penjual Surat Keterangan Swab Test Palsu di Bandara Dibekuk Polisi
"Mungkin karena sudah lebih dari 50 tahun tidak terjadi banjir di Provinsi Kalimantan Selatan, curah hujan yang sangat tinggi hampir 10 hari berturut sehingga daya tampung Sungai Barito meluap ke 10 kabupaten," kata Jokowi di Jembatan Mataraman, Kalimantan Selatan, saat jumpa pers daring, Senin 18 Januari 2021.
Jokowi menilai, curah hujan yang turun sangat tinggi dan sungai tak lagi bisa menampung air. Tercatat dalam 10 hari berturut-turut hujan menurunkan 2,1 miliar kubik air, padahal daya tampung Sungai Barito diketahui sebatas 230 juta meter kubik.
Hujan masih turun di Kab. Banjar ketika saya tiba di Jembatan Pakauman. Di bawahnya, Sungai Martapura terlihat masih meluap.
Dari sini, saya akan meninjau lokasi lainnya di Kalimantan Selatan ini, bertemu pengungsi, juga hendak melihat langsung kesiapan bantuan untuk warga. pic.twitter.com/JDxbElnpXX— Joko Widodo (@jokowi) January 18, 2021
"Selain karena curah hujan tinggi, kontur sungai juga telah berubah. Sehingga debit air meluap di 10 kabupaten dan kota. Saya hanya ingin memastikan ke lapangan bahwa penanggulangan bencana di Kalsel berjalan baik dan semua unsur terkait sudah bersiaga," ujar Jokowi.
Baca Juga: Ucapan Duka dan Doa dari Paus Fransiskus untuk Bencana di Indonesia