Pergi ke Salon dan Barbershop Saat Pandemi Covid-19, Ini Saran Dokter Reisa

- 28 Juni 2020, 18:58 WIB
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Reisa Broto Asmoro menjawab pertanyaan saat wawancara di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Jumat (12/6/2020). ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj. /GALIH PRADIPTA/ANTARA FOTO

Terutama, pada bagian-bagian permukaan meja, kursi, pegangan pintu, dan peralatan lain yang sering disentuh oleh orang lebih dari satu.

Yang paling penting, lanjutnya, mesti budayakan juga kalau di dalam salon, atau barbershop, atau tempat perawatan kecantikan lainnya, untuk menerapkan jaga jarak minimal 1 meter.

"Nah, ini perlu kita budayakan, agar pengelola dan pelanggan sama-sama terbiasa mengatur jadwal harian, dan akan sangat bermanfaat," imbuhnya.

Baca Juga: Abang Tukang Bakso yang Ludahi Mangkuk Pesanan Pembeli Dibebaskan dan Akan Rapid Test

Dilihat dari segi ekonomi, perawatan kesehatan dan kecantikan turut menyumbang pertumbuhan ekonomi dari sektor jasa dengan nilai yang tidak kecil dan juga mendorong tumbuhnya industri manufaktur di dalam negeri.

Sejumlah ekonom menyebut, kontribusi sektor jasa saja mencapai lebih separuh dari produk domestik bruto, atau PDB nasional.

Sementara itu, hampir setengah angkatan tenaga kerja kita, bekerja di bidang jasa.

Sebagai informasi, pada tahun 2017, industri kosmetik nasional tumbuh 20 persen.

Baca Juga: Bikin Polusi, Alasan Pertamina Berencana Hapus Premium dan Pertalite

Pada saat ini, produk kosmetik sudah menjadi kebutuhan primer bagi kaum wanita yang merupakan target utama dari industri kosmetik.

Halaman:

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: BNPB


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x