SEPUTARTANGSEL.COM - Alhamdulillah Ramadhan 1443 H sudah memasuki sepuluh hari terakhir.
Pada sepuluh malam terakhir ini, umat Muslim banyak yang menanti Lailatul Qadar. Malam yang disebut penuh berkah, lebih baik dari seribu bulan.
Kapan Waktu Lailatul Qadar? Ustadz Adi Hidayat menjawab pertanyaan tersebut dalam satu ceramahnya.
Baca Juga: Doa Malam Lailatul Qadar dan Amalannya, Simak Penjelasan KH Muhammad Abduh Tuasikal
"Waktu Lailatul Qadar, malam yang dibatasi mulai dari setelah Isya sampai menjelang fajar," jelas Ustadz Adi Hidayat dikutip SeputarTangsel.Com dari kanal YouTube Audio Dakwah yang tayang 17 Mei 2020.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, waktu Lailatul Qadar sudah ditetapkan dalam surat Al Qadar ayat 5.
سَلٰمٌ هِىَ حَتّٰى مَطۡلَعِ الۡفَجۡرِ
Salaamun hiya hattaa mat la'il fajr
Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar.
Waktu tepat Lailatul Qadar tidak ada yang mengetahuinya. Bahkan, ada yang mengatakan ini bisa terjadi di awal Ramadhan.
Oleh karena itu Ustadz Adi Hidayat menegaskan, agar umat Muslim jangan terlewat untuk bangun tengah malam. Disarankan pula untuk iktikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan.
Baca Juga: Raih Malam Lailatul Qadar, Anjuran Ustadz Firanda Adirja Saat Masuki 10 Hari Terakhir Ramadhan
"Khususnya 10 malam terakhir, jangan tinggalkan malamnya," pesan Ustadz Adi Hidayat.
Bagaimana ciri malam yang disebut Lailatul Qadar?
Pada masa Rasulullah Saw dalam suatu riwayat pernah diketahui, Nabi mendapatkan malam Lailatul Qadar di musim hujan. Itu terlihat dari kening beliau yang berpasir, tanda sujud di musim basah. Pada masa itu, masjid masih berlantai tanah.
Yang diketahui, pasca Lailatul Qadar alam menjadi lebih tenang. Udara tidak terasa panas dan dingin. Tumbuhan dan semua yang di sekitarnya seperti tunduk pada alam semesta.
Semua ciri tersebut terjadi, karena semua malaikan turun ke bumi.
Baca Juga: Malam Lailatul Qadar Lebih Baik dari Seribu Bulan, Berikut 5 Amalan Ibadah untuk Meraihnya
تَنَزَّلُ الۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَالرُّوۡحُ فِيۡهَا بِاِذۡنِ رَبِّهِمۡۚ مِّنۡ كُلِّ اَمۡرٍ
Tanaz zalul malaa-ikatu war ruuhu fiiha bi izni-rab bihim min kulli amr
Pada malam itu turun para malaikat dan Rµh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. ***