Dulu Gencar Serukan Lockdown Kini Melunak, Ada Apa dengan WHO?

- 12 Oktober 2020, 16:37 WIB
Ilustrasi lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Ilustrasi lockdown untuk mencegah penyebaran Covid-19. /Foto: Pixabay/Queven/
 
SEPUTARTANGSEL.COM - Kabar mengejutkan datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Pada awal pandemi corona, WHO menyarankan kepada tiap negara untuk melakukan karantina massal atau lockdown, untuk memutus rantai penularan.

Namun, kini WHO tampak melunak. Seorang petinggi organisasi ini, menyerukan para pemimpin dunia untuk berhenti melakukan penguncian (lockdown), demi ekonomi.

Baca Juga: Semua Dikerahkan, Menristek Bambang Brodjonegoro pun Sosialisasikan Omnibus Law UU Cipta Kerja
 
 
Hal ini diutarakan pejabat WHO, Dr Davis Nabarro. Ia bahkan mengklaim satu-satunya kesuksesan lockdown adalah meningkatkan kemiskinan, tanpa menyebutkan potensi menyelamatkan nyawa.

"Penguncian hanya memiliki satu konsekuensi yang tidak boleh Anda remehkan, dan itu membuat orang miskin menjadi semakin miskin," katanya dikutip dari media Australia News.com yang mengutip The Spectator.

Baca Juga: Kata Ganjar Pranowo Usai Diskusi Omnibus Law, Buruh Bilang: Lho, Ini UU Bagus
 
"Kami di WHO, tidak menganjurkan penguncian, sebagai cara utama pengendalian virus ini."

Ia menegaskan, lockdown dapat dibenarkan hanya untuk memberi waktu bagi para pemimpin menyusun kembali sumber daya untuk melindungi petugas kesehatannya.
 
 
Ia mengatakan akibat lockdown banyak industri global hancur, misalnya pariwisata dan pertanian kecil.

"Tampaknya kita mungkin memiliki dua kali lipat kemiskinan dunia pada tahun depan. Kami mungkin memiliki setidaknya dua kali lipat dari malnutrisi anak," ujarnya lagi.

Baca Juga: GNPF-PA 212 di Bawah Komando Habib Rizieq Akan Gelar Aksi 1310 Tolak Omnibus Law, Besok
 
Ia pun meminta pemimpin dunia melakukan cara lain. Misalnya bekerja sama satu sama lain.

Hal ini berbeda dengan seruan-seruan sebelumnya yang diutarakan lembaga PBB itu.
 
Beberapa kali WHO memperingatkan negara-negara agar tidak berlaku cepat mencabut penguncian terutama selama menghadapi gelombang pertama virus.

Baca Juga: Jiwa Misqueen Kalian Meronta? Koleksi Sepatu Gading Marten Ada 500 Pasang
 
"Hal terakhir terjadi di negara mana pun saat membuka sekolah dan bisnis, hanya untuk dipaksa menutupnya lagi karena kebangkitan (corona)," kata Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus sebelumnya ditulis NYPost.

Meski begitu, bos WHO itu juga meminta negara-negara lainnya semakin aktif dalam pengujian dan pelacakan kontak. Sehingga lockdown bisa dibuka dengan aman dan menghindari penguncian lainnya di masa depan.

Baca Juga: Kebijakan Baru Mendikbud Nadiem Makarim, Ini Beda Ujian Nasional dan Asesmen Nasional
 
"Kita perlu mencapai situasi yang berkelanjutan di mana kita memiliki kendali yang memadai terhadap virus ini tanpa mematikan hidup kita sepenuhnya, atau beralih dari lockdown ke lockdown lain yang sangat merugikan bagi masyarakat," katanya.***

 

Editor: Sugih Hartanto

Sumber: New York Post


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x