China di Balik Utang Besar Negara-negara Berkembang Hingga Ditekan untuk Restrukturisasi

- 4 Juli 2022, 13:50 WIB
Ilustrasi China sebagai peminjam utang kepada banyak negara berkembang
Ilustrasi China sebagai peminjam utang kepada banyak negara berkembang /Pixabay/ Gaston Laborde//

SEPUTARTANGSEL.COM - China merupakan negara ekonomi kedua dan kreditur bilateral terbesar di dunia.

Negara yang dikenal dengan sebutan Tirai Bambu tersebut memberi pinjaman yang dominan bagi banyak negara berkembang yang lebih kecil dan lebih berisiko.

Sebagai contoh, dari proyek senilai 360 juta dolar AS untuk memperluas Bandara Internasional Zambia di Lusaka, China merupakan bagian yang hilang dari teki-teki sejumlah pembicaraan utang.

Baca Juga: China Akan Terus Berjuang Cegah Kemerdekaan Taiwan

Begitu pula dengan proyek pelabuhan kota senilai 1,4 miliar dolar AS di Ibu Kota Srilanka, Kolombo.

Pemberian utang dari China kepada negara-negara berkembang tidak menonjol. Tidak ada yang mengetahui kondisi pinjaman dan bagaimana negosiasi ulang jika peminjam dalam kesulitan.

Oleh karena itu, tekanan meningkat kepada China untuk mengambil peran lebih aktif dalam membantu ekonomi negara berkembang dengan merombak beban utang mereka. 

Hal tersebut dikemukakan oleh para pemimpin negara demokrasi kaya Kelompok G7.

Bank Dunia mensinyalir, negara-negara termiskin menghadapi 35 miliar dolar AS utang kepada kreditur resmi dan swasta pada tahun 2022. Dari angka tersebut, 40% lebih dari total jatuh tempo kepada China.

Halaman:

Editor: Dwi Novianto


Tags

Terkait

Terkini

x