Amerika Serikat Resmi Boikot Olimpiade Beijing 2022, Bagaimana Nasib Para Atlet?

- 7 Desember 2021, 08:55 WIB
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022
Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 /Foto: REUTERS Thomas Peter/

SEPUTARTANGSEL.COM - Amerika Serikat resmi memboikot Olimpiade Beijing 2022, karena menganggap China telah melakukan pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

Pemboikotan Olimpiade Beijing 2022 tersebut disampaikan pihak Gedung Putih, melalui Sekretaris Pers Jen Psaki pada Senin, 6 Desember 2021 waktu setempat.

Namun, boikot yang dilakukan Amerika Serikat ini merupakan boikot diplomatik yang berarti para pejabat AS termasuk Presiden, Joe Biden tidak akan menghadiri Olimpiade Beijing 2022.

Baca Juga: 5,7 Juta Dosis Vaksin Pfizer Datang, Termasuk Donasi dari Amerika Serikat

"Pemerintahan Biden tidak akan mengirim perwakilan diplomatik atau resmi ke Olimpiade Musim Dingin dan Paralimpiade Beijing 2022," ungkap Jen Psaki dikutip SeputarTangsel.Com dari Reuters pada Selasa, 7 Desember 2021.

"Mengingat genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan RRC yang sedang berlangsung di Xinjiang dan pelanggaran hak asasi manusia lainnya," lanjutnya.

Sementara itu, para atlet asal Amerika Serikat tetap diizinkan untuk bergabung dalam ajang olahraga internasional empat tahunan tersebut.

Baca Juga: Abaikan Amerika Serikat, Israel Terus Dirikan Ribuan Pemukiman Yahudi di Tepi Barat

Psaki memastikan bahwa para atlet yang berpartisipasi akan tetap mendapat dukungan dari pemerintah Amerika Serikat.

"Para atlet di Tim USA mendapat dukungan penuh kami. Kami akan mendukung mereka 100 persen saat kami menyemangati mereka dari rumah," tutur Psaki.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengatakan tengah mempertimbangkan pemboikotan Olimpiade Beijing 2022, pada bulan lalu.

Pasalnya, China tengah dikritik terhadap catatan hak asasi manusia, termasuk yang dikatakan sebagai genosida (pembantaian) terhadap minoritas Muslim di wilayah barat Xinjiang.

Baca Juga: Sepak Terjang Colin Powell, Menolak Jadi Presiden Akhirnya Menjadi Menteri Pertama Kulit Hitam Amerika Serikat

Pemerintah AS dan banyak organisasi lainnya menuduh Beijing telah membangun kamp penahanan untuk kaum Uyghur dan Muslim lainnya, serta mempekerjakan mereka secara paksa.

Selain itu, Kanada juga tengah mempertimbangkan untuk mengikuti langkah yang diambil pemerintah Amerika Serikat.

Pihak Kementerian Luar Negeri Kanada bahkan mengaku merasa terganggu terhadap isu pelanggaran HAM yang dilakukan China.

"Kami diberitahu tentang keputusan AS dan kami akan terus mendiskusikan masalah ini dengan mitra dan sekutu kami," ungkap Kementerian Luar Negeri Kanada.

Baca Juga: Picu Ketegangan Dengan Amerika Serikat, China Bantah Kabar Uji Coba Rudal Hipersonik

Terkait boikot diplomatik yang dilakukan Amerika Serikat, sampai saat artikel ini dibuat belum ada statement yang dikeluarkan oleh pihak China.

Namun sebelumnya, melalui Menteri Luar Negeri China Zhao Lijian, telah memberi peringatan kepada para pejabat AS yang menyerukan aksi boikot dan mengancam akan melakukan balasan.

"Jika AS bersikeras dengan sengaja berpegang teguh pada jalannya, China akan mengambil tindakan balasan yang tegas," ujar Zhao.

Amerika Serikat sendiri sebenarnya akan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas pada 2028 mendatang di Los Angeles.***

Editor: Harumbi Prastya Hidayahningrum

Sumber: Reuters


Tags

Terkait

Terkini

x