Sebelum kerusuhan di Gedung Capitol terjadi, Trump telah diperkirakan akan tetap menjadi pemimpin de facto partainya, memegang kekuatan yang besar dan berencana mencalonkan diri kembali di pemilihan presiden tahun 2024 mendatang.
Baca Juga: Moeldoko Ungkap Alasan Jokowi Pilih Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai Calon Kapolri, Ini Detailnya
Baca Juga: Waduh, 'Lilin Vagina' Aktris Iron Man Gwyneth Paltrow Meledak di Rumah Pelanggan
Akan tetapi, kini kekuatan Trump terlihat lebih lemah dari sebelumnya. Dijauhi oleh banyak orang di partainya sendiri, dimakzulkan sebanyak dua kali, dan tak lagi bisa menggunakan akun Twitter yang dahulu menjadi tempat ia membakar semangat para pendukungnya.
Ia bahkan menghadapi kemungkinan tidak bisa lagi mencalonkan diri kedua kalinya di tahun 2024, jika dihukum di sidang senatnya.
Beberapa orang bahkan memprediksi bahwa ia akan berbalik sepenuhnya melawan partai Republik, membalas dendam dengan cara mencalonkan diri dengan partai baru dari pihak ketiga.
Kota Washington sangat mendukung Biden, dengan jumlah suara sebanyak 93 persen. Trump hanya menerima suara sebanyak 5.4%, atau lebih sedikit dari 18,600 suara, tidak cukup untuk memenuhi sebuah lapangan olahraga hoki Washington.***