Kamp Kerja Paksa Xinjiang Tiongkok Membuat Inggris Tinjau Ulang Kebijakan Bisnis

- 14 Januari 2021, 09:30 WIB
Kamp kerja paksa.
Kamp kerja paksa. /Ilustrasi: Pexels / Pixabay/

Baca Juga: Putranya Dibunuh, Ibu Ini Puasa Hingga Mati Demi Meraih Keadilan

Dia berpendapat pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang telah melampaui batas. Seperti dilansir Seputartangsel.com dari Antara.

Menteri Luar Negeri Dominic Raab sudah menyampaikan keprihatinannya secara langsung kepada Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.

Dia pun mengatakan bahwa sikap yang diambil pemerintah Inggris sekaligus untuk mengirimkan pesan jelas bahwa pelanggaran hak asasi manusia tidak dapat diterima.

Baca Juga: China Cegah Ilmuwan dan Jurnalis Masuki Gua Kelelawar yang Diduga Sumber Covid-19

Baca Juga: Peningkatan Infrastruktur Transportasi di Jakarta Dampak Teknologi Digital

“Langkah ini juga diambil untuk melindungi bisnis Inggris dan badan publik kami dari keterlibatan atau hubungan apa pun dengan mereka,” ujar Dominic Raab.

“Xinjiang termasuk dalam jaringan rantai pasokan internasional, ini berarti bahwa ada risiko nyata bagi bisnis dan badan publik di seluruh dunia, baik sengaja atau tidak, bahwa mereka telah mengambil dari pemasok yang terlibat dalam praktek kerja paksa.”

Menurut laporan Reuters, pihak Tiongkok telah menyerukan agar Inggris membatalkan keputusan atas peraturan baru itu dengan segera.

Baca Juga: China Ketakutan Menyaksikan Perang Armenia-Azerbaijan, Membayangkan Serangan Drone AS?

Halaman:

Editor: Ignatius Dwiana


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x