SEPUTARTANGSEL.COM - Kelangkaan minyak goreng menjadi polemik serius.
Minyak goreng yang seharusnya menjadi kebutuhan pokok, kini membuat masyarakat tak kuasa menahan jerit.
Hal ini dikarenakan minyak goreng mengalami kelangkaan.
Akibatnya, harga minyak goreng yang beredar di pasaran pun menjadi mahal.
Terkait hal itu, Komika Kiky Saputri ikut memberikan tanggapan atas polemik minyak goreng yang tengah menghantui masyarakat.
Lewat akun Twitter pribadinya, Kiky Saputri menceritakan sang ibu yang mengeluhkan harga bahan pokok melonjak tinggi, salah satunya adalah minyak goreng.
"DRAMA MINYAK GORENG. Sebulan lalu pas bangun tidur, Ibuku udah ada di kamar & ngeluh: Aduh Ky, skrg belanja jd mahal banget. Minyak goreng langka, harga sayur jd ikut naik. Belanja sampe 250rb, mamah kaget'," ujar Kiky Saputri, seperti dikutip SeputarTangsel.com dari akun Twitter pribadinya @Kikysaputrii pada Jumat, 18 Maret 2022.
"Aku jg ikut kaget karena lg enak2 tidur malah dikasih obrolan berat," ucap Kiky Saputri.
Kiky Saputri mengaku anggaran untuk belanja kehidupan sehari-hari sebesar Rp250 ribu cukup membuat keluarganya pusing.
"Bagi sebagian orang, harga belanja/hari dgn nilai 250rb terbilang murah. Tp buat keluarga kami, harga belanja akhir2 ini cukup membuat Anggaran Rumah Tangga berantakan & bikin pusing. Ibuku bilang : 'ada yg murah, tp mama ngeri, takut minyak oplosan” (akhirnya kami joget YKS)'," lanjut Kiky Saputri.
Kiky Saputri menyinggung persoalan pemerintah yang sempat membuat kebijakan aturan Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter.
"Sempat tenang, karena pemerintah membuat kebijakan harga minyak goreng 14rb /liter," Imbuh Kiky Saputri.
Meski pemerintah membuat aturan HET minyak goreng tersebut, sayangnya sejumlah oknum memanfaatkan momen ini untuk menimbun stok agar harganya tetap mahal.
"Tapi masalah tidak sampai disitu kawan, karena banyak OKNUM yg menimbun minyak supaya langka & harga tetap mahal. SUNG-GUH TER-LA-LU," kata Kiky Saputri.
Kiky Saputri semakin dibuat heran lantaran pemerintahan Jokowi yang justru berkemah di kawasan Ibu Kota Negara (IKN) pada saat masyarakat menjerit polemik minyak goreng.
"Apa yg pemerintah lakukan? Yap! Kemping. Hahaha #candakemping," tutur Kiky Saputri.
Lebih lanjut, Kiky Saputri mengungkapkan rasa bersyukur karna dianugerahkan kehidupan yang layak.
Meski demikian, Kiky Saputri memikirkan nasib masyarakat yang dibebankan dengan persoalan minyak goreng.
"Terimakasih Tuhan, sudah memberikanku hidup yang layak. Tapi bagaimana dengan jutaan tetanggaku di luar sana? Jutaan orang yg hidupnya terkoyak karena persoalan minyak," ujar Kiky Saputri.
Kiky Saputri pun melontarkan doa dengan nada sindiran bahwa dia membutuhkan bantuan dari sosok pemimpin untuk mengurusi permasalahan minyak goreng tersebut
"Tuhan.. aku butuh bantuan Pemimpinku.Jika suaraku tak bisa menggapainya, suara-Mu pasti ada dalam hatinya," sindir Kiky saputri.
Sementara, pemerintah sendiri telah resmi mencabut kebijakan HET minyak goreng kemasan.
Keputusan pemerintah untuk mencabut aturan HET minyak goreng kemasan itu tak lain untuk mencegah adanya tindak kecurangan yang dilakukan oknum nakal.
Akan tetapi, sejak kebijakan aturan HET minyak goreng itu dilepaskan, justru persediaan minyak goreng di sejumlah wilayah langsung melimpah dengan harga yang kian meroket bebas.
Di sisi lain, sentilan Kiky Saputri untuk pemerintahan Jokowi atas persoalan minyak goreng itu dikomentari Netizen.
"Gimana mereka yang jualan gorengan? Harus pake banyak minyak, dahlah mari kita menangis berjamaah," ujar @Loselaf1.
"Janjinya 6 bulan. Masyarakat disuruh ga panic buying. Tapi tiada angin tiada hujan, tiba² ada pengumuman terbaru klo harga minyak goreng naik. Kalau begitu, kenapa aku tidak rajin ikutan war dari awal minyak masih 14k?? Namun tetap, bukan untuk maksud menimbun," tutur @leolealeoo.
"Tuhan ....aku butuh bantu mengahdirkan pemimpin baru sehingga aku tidak lagi menyayikan lagu KU MENANGIS MEMBAYANGKAN BETAPAA KEJAMNYA DIRIMU PADA RAKYATMU," sahut @EliyaniU.
"Slmt datang d negara Ruwetnesia ...." komentar @MungBisa.***