Network
SEPUTARTANGSEL.COM - Artis kontroversi Nikita Mirzani kembali menghebohkan jagat dunia maya dengan seruan boikot terhadapnya.
Bahkan seruan untuk memboikot Nikita Mirzani menjadi Trending di media sosial pada Senin, 13 Desember 2021.
Nikita Mirzani dianggap selalu membuat kegaduhan yang membuat geram para netizen.
Baca Juga: Pasang Badan untuk Fuji, Emma Waroka Damprat Nikita Mirzani
Akan tetapi Nikita Mirzani tidak menanggapi petisi boikot itu dengan tenang, bahkan dia ikut mengisi tanda tangan boikot untuk dirinya sendiri.
"Guys lagi pada heboh pada bikin petisi boikot Nikita Mirzani, guys tenang, saya sudah memboikot diri saya sendiri dan saya sudah mengisi link itu sendiri ya," ungkap Nikita Mirzani yang dikutip SeputarTangsel.Com dari Instagram Story @nikitamirzanimawardi_172 pada Senin, 13 Desember 2021.
"Jadi ramai-ramai lah kalian boikot Nikita Mirzani semangat," sambung Nikita Mirzani.
Baca Juga: Tagar 'Artis Penyebar Kebencian' Jadi Trending di Twitter untuk Boikot Nikita Mirzani
Pemain film 'Comic 8' itu juga meminta petisi boikot dirinya harus melebihi 250 juta penduduk Indonesia.
Nikita Mirzani juga memberikan semangat kepada publik untuk memboikot dirinya, bahkan dirinya senang karena menjadi trending.
"Saya gak mau tuh cuma tujuh ribu, sepuluh ribu, gak mau. Pokoknya harus ratusan juta, oke, aku tunggu, aku berikan kalian semangat. Yuk kita berbondong-bondong boikot Nikita Mirzani," kata Nikita Mirzani.
Baca Juga: Netizen Indonesia Setuju Boikot Nikita Mirzani Hingga Trending Nomor 1 Twitter
"Jangan lupa link petisinya ada di Twitter dan di mana-mana. Aku happy, aku pokoknya mau trending terus, gak mau tau," sambung Nikita Mirzani.
Sebelumnya, petisi boikot Nikita Mirzani pertama kali dicetuskan oleh pengguna akun 'Damai Indonesiaku' melalui laman change.org yang ditujukan untuk pihak Instagram, stasiun televisi, dan masyarakat Indonesia.
Akun itu menilai Nikita Mirzani sering membuat keributan, seperti ribut sesama artis, menghina umat Islam, membuka aib orang lain yang seharusnya tidak pantas, melakukan fitnah, bahkan pernah melakukan Victim Blaming terhadap korban kasus kekerasan seksual.***
