Dikira Lama Hilang Setelah Disita Nazi, Film Terlarang ini Bakal Diputar

- 17 September 2021, 19:20 WIB
Cuplikan dari film
Cuplikan dari film /Foto: British Film Institute/Themerson Estate/

SEPUTARTANGSEL.COM - Sebuah film yang sebelumnya diduga telah dihancurkan oleh partai Nazi Jerman baru-baru ini telah ditemukan kembali. "Europa", film anti-fasis ini ditemukan di Bundesarchiv, salah satu arsip nasional Jerman.

"Ini adalah salah satu penemuan film terpenting di beberapa tahun terakhir ini, sebuah karya besar Eropa yang hilang dan sebuah penegasan bahwa betapa pentngnya kontribusi Stefan dan Franciszka Themersons pada sejarah sinema," kata Benjamin Cook, direktur agensi seni Inggris LUX.

Dikutip Seputartangsel.com dari IGN 17 September 2021, film yang direncanakan akan tayang bulan depan di London film festival ini dibuat pada tahun 1931 oleh sutradara suami-istri yang dikenal surealis. Menurut The Guardian dugaan bahwa film ini telah hilang selama-lamanya membuat Europa terkenal di dunia sinema.

Dengan hilangnya film ini, banyak sineas yang mencoba membuat ulang film ini berdasarkan informasi yang seadanya, namun belum ada yang berhasil menciptakan kesan "terlarang dan disita oleh Nazi" yang terdapat pada Europa.

Baca Juga: Presiden Jokowi Apresiasi 7 Ponpes Sekaligus Gelar Vaksinasi untuk Para Santri

Pada tahun 2019, Pilecki Institute, institusi pemerintahan Polandia yang berfungsi menjaga sejarah dalam penilitiannya meyakini salinan film tersebut berada di Bundesarchiv. Mereka juga memberitahukan dugaan mereka kepada para ahli waris sutradara film tersebut.

Europa adalah film yang dibuat berdasarkan puisi karya Anatol Stern pada tahun 1925 dengan nama yang sama. Film ini menggunakan "photograms", lembaran film yang dibuat dengan meletakkan bahan-bahan di atas kertas fotografi dan mengekspos print tersebut terhadap cahaya.

Menurut The Guardian, teknik ini membuat Europa memberikan kesan horor dan kemerosotan moral, sesuatu yang dirasakan para sutradaranya di dunia nyata di Polandia. Hingga saat ini film ini disebut sebagai mahakarya "avant-garde."***

Editor: Ihya R. Azzam


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x